Webinar Gebyar Akuntansi 2020: “Creative, Innovative, and Social Impactful Technopreneur”

Webinar GA 2020 (8)

Berbeda dengan pelaksanaan Gebyar Akuntansi seperti tahun-tahun sebelumnya, pada tahun ini acara Gebyar Akuntansi yang diadakan pada Sabtu, 3 Oktober 2020 dilaksanakan dalam bentuk webinar sesuai dengan kebijakan kuliah daring yang saat ini dijalankan oleh segenap civitas akademik Universitas Brawijaya. Walaupun begitu, hal ini tidak mengurangi antusiasme dan semangat teman-teman Akuntansi Angkatan 2018 yang menjadi pesertanya.

Acara dibuka dengan sambutan dari ketua pelaksana Gebyar Akuntansi yakni Gabriel Putri, disusul sambutan oleh ketua HMJA Riza Pahlevi, serta Ketua Jurusan Akuntansi Dr. Drs. Roekhudin, M.Si., Ak. Dipandu oleh Maria Florentina sebagai moderator, acara yang mengusung tema “Creative, Innovative, and Sosial Impactful Technopreneurs” ini diawali dengan jargon “Achieve the higher level of entrepreneur!” yang diserukan bersama-sama untuk meningkatkan semangat peserta.

Muri Handayani, pemilik brand Razha, Yuuka Content Creator, Sekolah Admin Online (SOA), dan Sekolah Bisnis Online (SBO) menjadi pemateri pertama yang mengisi acara Gebyar Akuntansi 2020 kali ini. Menurut Kak Muri, jumlah penduduk Indonesia yang dapat mengakses internet sudah mencapai lebih dari 60% menciptakan pasar yang sangat potensial bagi bisnis yang ingin bergerak secara online. Terlebih lagi, saat ini terdapat 5 besar platform media sosial yang dapat digunakan untuk beriklan, yakni: Youtube, Facebook, Whatsapp, Instagram, dan Tiktok. Menurut Kak Muri, untuk dapat berbisnis secara online melalui platform-platform tersebut, tentunya diperlukan aksi sellingmarketing, dan branding yang tepat sasaran sesuai dengan segmentasi pasar dari sebuah produk.

Pemateri kedua berasal dari Fakultas Teknologi Pertanian, yakni Muhammad Raihan Fadilah atau yang akrab disapa Ale ini merupakan founder dari Teleco (sosial enterprise yang focus bergerak dalam proyek pemberdayaan lingkungan dan desa) serta Berinvest (startup platform investasi UMKM dengan sistem fintech crowdlending). Menurut Kak Ale, sociotechnopreneur adalah bisnis dengan orientasi sosial yang memanfaatkan teknologi dalam implementasinya. Karena lebih mengedepankan bagaimana cara memecahkan masalah dan memberikan dampak ke masyarakat (sosial) sekitar, maka diperlukan juga otak bisnis untuk dapat bertahan dengan model bisnis sociotechnopreneur ini.

Webinar GA 2020 (6)

Acara semakin semarak ketika wajah familiar Ervina Rahadia Rizki dari Akuntansi 2017 muncul membawakan materi ketiga tentang keterampilan bisnis. Menurut Ervina, Kiat-kiat untuk mempertahankan bisnis di tengah pandemi ini dapat dilakukan dengan 3 hal: promosi dengan memposting konten yang sesuai dengan target pasar, konten yang bernilai untuk menarik pembeli dan menambah frekuensi interaksi dengan pembeli, serta menambahkan testimoni setiap produk telah terjual untuk meningkatkan rasa kepercayaan pelanggan.

Dengan diberikannya materi dan insight yang bermanfaat dari pemateri-pemateri yang menginspirasi tadi, tentunya acara ditutup dengan harapan akan lahirmya entrepreneur-entrepreneur muda di antara para peserta Webinar Gebyar Akuntansi 2020 ini.  —(AAP 2020)

Leave a Reply