Akuntan Haruskah Belajar Data Analytics?

International Webinar; Accounting; CPA; Auditor

CPA Australia (2)

Jurusan Akuntansi FEB UB berkolaborasi dengan CPA Australia mengadakan One Day Webinar pada tanggal 24 Oktober 2020 yang berjudul “Should Accountants Learn Data Analytics?” via Webex yang dihadiri oleh publik, mahasiswa, akademis, dan profesional. Mengundang 3 pembicara diantaranya adalah Abdul Ghofar, DBA, CPMA (vice dean of academic affair, FEB, UB), Avi Wulandari, CPA (KJA Avi Wulandari (owner and managing partner) dan Tony Krizan, FCPA (executive director corporate operations and information, CFO and CIO of Australia’s National Health and medical Research Council (NHMRC).
Dibuka oleh Ibu Avi Wulandari sebagai pembicara pertama yang membicarakan mengenai data analitik dari perspektif akuntansi. Ibu Avi Wulandari membagi menjadi 3 pihak perspektif. Yang pertama dari pihak akuntansi, dari data besar sampai akhir membantu kemudian otomatis tugas – tugas rutin menjadi laporan keuangan, beberapa variabilitas dan jangka waktu untuk mengelola informasi dalam proses dan dapat dilakukan melalui kendali internal yang luas dalam perusahaan. Kedua dari pihak bisnis, meningkatkan informasi manajemen yang telah disajikan dalam laporan keuangan ke dalam analisis dari conformance dan kinerja informasi bisnis, mengoptimalkan masukan dan keputusan keluaran. Terakhir dari sudut teknis, mengumpulkan semua informasi data dan pilih data yang paling terpercaya, mendukung keputusan dengan mengidentifikasi dan memprediksi tren bisnis yang panjang.

CPA Australia (1)
Dilanjutkan oleh Bapak Abdul Ghofar yang mengaitkan antara pekerjaan akuntansi dengan era terbaru 4.0, dimulai dengan komputer mungkin akan mengambil alih pekerjaan akuntan dalam mencatat, mengukur, dan melaporkan transaksi. Peran akuntan pun juga akan ikut beralih dari akuntan ke pemegang buku pakar perusahaan dan pemimpin strategis. Untuk itu dibutuhkannya pengetahuan akuntan seperti IFRS, sistem informarsi 4.0 (big data dan data analytics), teknik keuangan, dan perencanaan pajak. Kursus baru dari program sarjana akuntansi terkait dengan revolusi industri berdasarkan survei menghasilkan dampak dari revolusi industri 4.0 hingga program akuntani yang belum lulus diantaranya dibutuhkan pengetahuan mengenai analasis data, blockchain, Artificial Intelligence (AI), pemrograman bahasa, cloud computing, dan lain lain.
Terakhir ditutup oleh Tony Krizan dengan tema yang dibawa mengenai bagaimana analisis dapat mengubah dan berdampak pada keberlanjutan bisnis. Tony Krizan mengatakan manfaat potensial dari pengalaman pelanggan dapat memberikan kurangnya beban administratif dengan mengumpulkan data sekali dan menggunakannya berulang kali di seluruh proses operasional. Yang kedua melalui kinerja organisasi dapat meningkatkan pelayanan pengiriman dari segi tingkatan kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, kontrol dan kepatuhan. Kinerja organisasi dapat juga meningkatkan Return on Investment karena dapat merampingkan dan menyederhanakan proses bagi orang ntuk membuat teknologi untuk melakukan lebih banyak pekerjaan yang melelahkan, dan arus balik terbesar dari rancangan ulang proses kerja yang mendasar untuk memanfaatkan teknologi bukan teknologi itu sendiri. Yang ketiga kemampuan beradaptasi melalui kemampuan integrasi, versatibilitas, dan skalabilitas. (NAS, 2020)

Leave a Reply