Sejarah PDIA

Pada tahun 2004, Program Doktor Ilmu Akuntansi (PDIA) lahir sebagai sebuah minat di Program Doktor Ilmu Ekonomi (PDIE).  Meskipun hanya sebagai Minat, namun Program ini mendapat kebebasan penuh dari PDIE untuk menentukan mata kuliahnya sendiri.  Sehingga matakuliah yang disajikan oleh Program ini sepenuhnya adalah mata kuliah yang relevan dengan akuntansi.

Kurikulum yang dipakai memiliki ciri khas, yaitu Kurikulum Multiparadigma.  Multiparadigma menunjukkan bahwa akuntansi dapat dipahami dan dikembangkan dari empat paradigma (sudut pandang), yaitu: paradigma positivisme, paradigma interpretivisme, paradigma kritis, dan paradigma posmodern.

Dua tahun kemudian, program ini mencoba membuat proposal untuk mengajukan diri sebagai program studi yang mandiri.  Pada tahun 2007, Dikti memberikan ijin dengan No.      pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk mengoperasikan program ini dengan nama Program Doktor Ilmu Akuntansi (PDIA).  Kurikulum 2007 berbeda dengan kurikulum 2004, tetapi tetap berciri khas multiparadigma dengan penguatan di beberapa matakuliah, termasuk aspek spiritualitas.

Ciri multiparadigma mendapat perhatian yang besar bagi calon mahasiswa, karena ciri ini tidak dimiliki oleh perguruan tinggi lain yang menyelenggarakan program yang sama.  Di samping itu, multiparadigma memberikan kesempatan yang luas bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian kuantitatif-positivistik, atau kualitatif-positivistik, kualitatif-interpretivis, kualitatif-kritis, dan kualitatif-posmodernis sesuai dengan minatnya masing-masing.

Pada tahun 2012, PDIA menerapkan kurikulum yang sudah dimodifikasi sesuai dengan perkembangan lingkungan.  Ciri kas tetap berpijak pada multiparadigma dengan penguatan di aspek paradigma, alat penelitian, dan materi disiplin akuntansi.  Pada tahun ini pula PDIA mendapat Akreditasi A dari Badan Akreditas Nasional – Perguruan Tinggi (BAN-PT).

Untuk memperkuat proses akademik yang secara rutin dilakukan, PDIA menyelenggarakan University of Brawijaya International Consortium on Accounting yang disingkat dengan UBICon.  Pada tahun 2012 sudah diselenggarakan yang keempat, yaitu The Fourth University of Brawijaya International Consortium on Accounting (the 4thUBIcon).  Pada tahun 2014 diselenggarakan The Fifth University of Brawijaya International Consortium on Accounting, demikian seterusnya.

Kegiatan akademik lainnya adalah Debat Epistemologi Akuntansi Multiparadigma (DEAM). DEAM ini adalah debat epistemologi akuntansi dari berbagai paradigma.  Debat ini melibatkan dosen dan mahasiswa serta narasumber dari luar Universitas Brawijaya.  Debat ini diselenggarakan sepanjang satu semester (atau bahkan satu setengah semester) yang dilakukan setiap dua minggu selama dua jam.  Sampai saat ini (2013) penyelenggaraan DEAM sudah yang keempat yang disebut dengan nama Debat Epistemologi Akuntansi Multiparadigma Seri 4 (DEAMS-4).

Kegiatan lainnya adalah Accounting Research Training Series yang sampai dengan tahun 2013 sudah menyelenggarakan yang keempat dengan nama Accounting Research Training Series-4 (ARTS-4).  Pada Januari 2014 diselenggarakan ARTS-5, demikian seterusnya.  Pada dasarnya ARTS ini memberikan pelatihan metodologi penelitian dari paradigma-paradigma yang dimiliki oleh PDIA.  Peserta dari ARTS terbuka untuk mahasiswa dan peneliti akuntansi di luar dan di dalam Universitas Brawijaya.

PDIA juga menyelenggarakan Training of Trainees Teori Akuntansi Syari’ah (TOT-TAS). Sampai dengan tahun 2013 ini pelatihan ini sudah dilakukan untuk ketiga kalinya dengan nama TOT-TAS III.  Pelatihan ini menyajikan pelatihan tingkat dasar, menengah, dan atas.

Untuk memperkuat karakter mahasiswa, PDIA menyusun buku INSIGHT, yaitu buku yang menginspirasi para dosen untuk mengembangkan metode pembelajaran.  Di samping menerbitkan INSIGHT, PDIA juga menyelenggarakan pelatihan metode pembelajaran yang diselenggarakan secara berseri.  Pada tahun 2013, untuk pertama kalinya pelatihan ini dilakukan, INSIGHT-1.

Pada tahun 2012, PDIA membentuk Ikatan Alumni Program Doktor Ilmu Akuntansi – Universitas Brawijaya (IKA PDIA-UB) dan Masyarakat Akuntansi Multiparadigma Indonesia (MAMI).  IKA PDIA –UB dibentuk untuk tetap menjalin hubungan dengan para alumni sekaligus untuk meluaskan jaringan pengembangan PDIA.  Sementara MAMI dibentuk dalam rangka untuk menyebarkan konsep akuntansi multiparadigma ke seluruh wilayah Indonesia.  Keanggotaan MAMI tidak hanya alumni, tetapi juga terbuka bagi siapa saja yang berminat pada pengembangan dan praktik akuntansi di Indonesia.  MAMI mengadakan pertemuan rutin dengan nama Temu MAMI Nasional (Teman).  Teman yang pertama (Teman-1) diselenggarakan pada Januari 2014.

Leave a Reply